Postingan

JAMU LAUT, KENDURI LAUT, KENDURI NELAYAN

Gambar
JAMU LAUT, KENDURI LAUT, KENDURI NELAYAN Istilah serupa berbeda makna; ketika politik merasuk kultural Analisis wacana antropologi pariwisata dalam acara 'Kenduri Nelayan / 12.02.2011 Abstraksi Penyelenggaran Kenduri Nelayan yang erat kaitannya dengan proses ritual-budaya dalam aplikasinya telah berubah bentuk menjadi bagian dari ritual-politik, hal ini berdasarkan pengamatan lapangan selama kegiatan 'Kenduri Nelayan di Pantai Putra Deli – Deli Serdang', yang memperlihatkan kegiatan-kegiatan politis secara implisit. Balutan ritual-budaya menjadi kendaraan untuk memeriahkan tujuan acara tersebut atau secara tersamarkan untuk melindungi kepentingan kampanye politik. Wacana ini mendiskusikan mengenai Kenduri Nelayan; Ritual atau Politis ?. Kajian antropologi pariwisata menjadi aspek penting dalam mendiskusikan lebih lanjut mengenai acara Kenduri Nelayan tersebut. Aspek politik juga turut ambil bagian dalam kajian antropologi, pa

Pangguni Uttiram - Sequences of Tamil-Hindu Ritual

Gambar

Light of Life; story of Tamil-Hindu Maha Puja Thaipusam

Article Ibnu Avena Matondang ibnu.avena@gmail.com Title Light of Life, the story of Maha-puja Tamil Hindu Thaipusam Location Binjai / North Sumatra / Indonesia Time Friday/21/January/2011 Length 1:34:13 Synopsis Maha Puja Celebration of Thaipusam is one of celebration ritual performed by the ethnic Tamil-Hindu, this celebration is not only carried out ethnic Tamils in the country of origin but also carried out by Tamil-Hindu residing throughout the region, the ritual celebration this fall in January-February. Value maha puja celebration of Thaipusam is a process of undergoing / fulfill a promise to erase the sins that have been done so far as part of a ritual that is rooted in Tamil culture and Hindu traditions, the celebration of Thaipusam Maha Puja in Binjai framed in multicultural values that appear in the show. Like other ethnic presence in maha puja celebration of Thaipusam, this has become a habit Binjai-

Perkawinan Etnik Batak-Mandailing dalam Pandangan Hukum (Studi perbandingan aspek hukum adat, agama dan nasional dalam perkawinan)

Perkawinan Etnik Batak Mandailing Dalam Pandangan Hukum (Studi perbandingan aspek hukum adat, agama dan nasional dalam perkawinan antara etnik Batak Mandailing ) Avena Matondang Pendahuluan Etnik Batak Mandaling adalah etnik yang memiliki garis keturunan secara patrilineal atau menarik garis keturunan dari pihak ayah (orangtua laki-laki), secara sederhana etnik Batak Mandailing dapat didefinisikan sebagai individu-individu yang bertempat tinggal dimana saja namun memiliki garis keturunan secara patrilineal dari orangtua laki-laki Batak Mandailing. Dalam melihat garis keturunan tidak lepas dari peran perkawinan sebagai suatu ritus perjalanan hidup manusia, dimana perkawinan merupakan suatu proses melanjutkan keturunan secara genealogis dan memperlebar jarak persaudaraan atau yang lebih dikenal dengan istilah kekerabatan, namun fokus tulisan ini merujuk pada usaha pendeskripsian dari sudut pandang hukum dalam melihat implikasi dari suatu perkawinan etnik Bat

Pluralitas Etnik dan Konflik Sosial

Pluralitas Etnik dan Konflik Sosial Avena Matondang Konflik secara harfiah dapat dijelaskan sebagai suatu proses berlawanan antara dua pihak dengan muatan kepentingan-kepentingan, suatu konflik yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa aspek diantaranya seperti etnik atau kelompok, dalam hal ini suatu konflik yang terjadi dan disebabkan oleh latar belakang etnik atau kelompok suatu hal yang umum terjadi dengan dasar motif utama adalah kecemburuan sosial dan persaingan dalam rangka eksistensi etnik atau kelompok dalam skala sosial yang luas. Dalam berbagai kajian antropologi dikenal suatu konflik dengan dasar etnik dan kelompok baik dalam tingkat lokal, nasional maupun internasional, sebagai suatu proses, konflik disepakati oleh para ahli lintas ilmu suatu tindakan yang tidak bisa untuk dihapuskan melainkan dilakukan suatu tindakan untuk mengelola konflik dengan tujuan menjadikan konflik tidak sebagai sumber masalah melainkan sebagai suatu

The Last Gondang; Ritual Manyulangi

POST-GRADUATE PROGRAM SOCIAL ANTHROPOLOGY THE LAST GONDANG PRESENTED BY : AVENA MATONDANG 18 October 2010 Resume Until recently the use of music in cultural rituals become an interesting study, since it is a means of artistic expression and evaluation of a community. Gondang as the medium of ritual music Parmalim society plays an important role as an intermediary for the relationship between humans and gods, ritual context Manyulangi describes a hobo community ritual as the highest form of respect towards parents, Manyulangi is a means of giving thanks by a child to the parent organization with the main requirement lies in no interruption of family relationships (death of children and grandchildren make this ritual can not be implemented). Gondang repertoire played a repertoire Ihutan Bolon demand as the supreme leader of the community Parmalim , like in the video there is a repertoire titled ' Gondang Debata