Postingan

Pluralitas Etnik dan Konflik Sosial

Pluralitas Etnik dan Konflik Sosial Avena Matondang Konflik secara harfiah dapat dijelaskan sebagai suatu proses berlawanan antara dua pihak dengan muatan kepentingan-kepentingan, suatu konflik yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa aspek diantaranya seperti etnik atau kelompok, dalam hal ini suatu konflik yang terjadi dan disebabkan oleh latar belakang etnik atau kelompok suatu hal yang umum terjadi dengan dasar motif utama adalah kecemburuan sosial dan persaingan dalam rangka eksistensi etnik atau kelompok dalam skala sosial yang luas. Dalam berbagai kajian antropologi dikenal suatu konflik dengan dasar etnik dan kelompok baik dalam tingkat lokal, nasional maupun internasional, sebagai suatu proses, konflik disepakati oleh para ahli lintas ilmu suatu tindakan yang tidak bisa untuk dihapuskan melainkan dilakukan suatu tindakan untuk mengelola konflik dengan tujuan menjadikan konflik tidak sebagai sumber masalah melainkan sebagai suatu

The Last Gondang; Ritual Manyulangi

POST-GRADUATE PROGRAM SOCIAL ANTHROPOLOGY THE LAST GONDANG PRESENTED BY : AVENA MATONDANG 18 October 2010 Resume Until recently the use of music in cultural rituals become an interesting study, since it is a means of artistic expression and evaluation of a community. Gondang as the medium of ritual music Parmalim society plays an important role as an intermediary for the relationship between humans and gods, ritual context Manyulangi describes a hobo community ritual as the highest form of respect towards parents, Manyulangi is a means of giving thanks by a child to the parent organization with the main requirement lies in no interruption of family relationships (death of children and grandchildren make this ritual can not be implemented). Gondang repertoire played a repertoire Ihutan Bolon demand as the supreme leader of the community Parmalim , like in the video there is a repertoire titled ' Gondang Debata

Gordang Sambilan (visual etnografi penggunaan dan fungsi musikal Batak-Mandailing)

Gambar
Akan terbit segera, mohon dukungan dari anda semua. Contact : 0813-974-17405 (Avena)

Matinya Kritikus Musik Indonesia !

Gambar
Matinya Kritikus Musik Indonesia ! Avena Matondang [1] Pengantar tulisan ini berawal dari sebuah status rekan facebook yang merupakan “kritikus musik Indonesia”, tidak perlu disebutkan namanya di forum ini karena biarlah tulisan ini menjadi ajang pembelajaran bagi setiap individu untuk mengomentari karya orang lain. Sejatinya kritikan selalu disertai dengan masukan agar dapat menjadi dorongan maju kedepan, bukan mengeluarkan kritik hanya berdasarkan satu sisi saja. Kritik; penting atau tidak Proses kritik mengkritik di Indonesia adalah suatu hal yang lazim terjadi apalagi proses kritik mengkritik tanpa memberikan sumbang saran bagi yang dikritik sehingga hanya memunculkan fitnah dan penilaian negatif bagi orang lain. Kritikan pada satu sisi adalah suatu proses memberikan apresiasi terhadap karya orang lain dengan memberikan masukan untuk memajukan suatu karya orang lain maupun sebagai pendorong kearah yang lebih progressive . Kritik tidak menjadi su

Berawal Dari Sejarah Menatap Masa Depan

Berawal Dari Sejarah Menatap Masa Depan Ibnu Avena Matondang Akhir-akhir ini kita sebagai bagian masyarakat Kota Medan disuguhkan berita mengenai penggusuran villa kembar yang terletak di Jalan Diponegoro dan menjadi persoalan ketika proses penggusuran tersebut menyebabkan hilangnya salah satu aset sejarah perkembangan Kota Medan, problematika ini harus segera diselesaikan agar kedepannya kita mampu belajar dari masa lalu untuk menatap kedepan. Sekilas Kota Medan Keberadaan Kota Medan sebagai sebentuk kota tidak lepas dari perjalanan sejarah yang membentuknya, secara kasat mata hal ini masih tampak pada beberapa bangunan dengan nilai sejarah tinggi yang tersebar dibeberapa wilayah, usaha untuk melestarikan bangunan bersejarah di Kota Medan tidak pernah padam seiring dengan tumbuhnya kesadaran dari masyarakat untuk mau belajar dari sejarah namun dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pembentukan kota dengan orientasi keuntungan ekonomis telah mengorbankan berbagai