Postingan

Salah ... Tidak Salah ... Benar ... Kurang Tepat

SALAH ... TIDAK SALAH ... BENAR ... KURANG TEPAT . Avena Matondang Dalam kehidupan sehari-hari dan dalam lingkungan sosial sering didengar kata "benar", "salah" maupun variasi kata tersebut seperti "tidak salah" dan "kurang tepat". Kalimat-kalimat tersebut bagi sebahagian orang mungkin tidak lebih dari sebentuk ungkapan kata yang mana makna dari kata tersebut banyak yang tidak memahami secara penuh, sehingga kata-kata tersebut sering "ditempelkan" bukan pada tempat semestinya. Berbagai kalimat banyak menggunakan kata-kata tersebut sehingga kehilangan esensinya, sampai pada ranah sosio-kultural dan politik penggunaan kata tersebut telah beralih fungsi menjadi suatu stigma yang menyeramkan terkadang menyenangkan. Refleksi ini mencoba untuk memutar kembali ingatan dan memperbaharui "koleksi ingatan" dalam otak tentang makna kata tersebut dalam aplikasi hidup bermasyarakat. Salah ... tidak salah ... benar ... kurang tepat. Dalam s

Kalo Apanya Apa ... Apa ?

Serangkai Kata Awal tulisan ini mungkin telah banyak dan sering dibahas dalam halaman blog ini, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bagi diri sendiri dan orang lain yang merasa tertarik untuk mengkaji tulisan ini lebih dalam agar tulisan ini tidak hanya sekedar tulisan atau corat-coret tidak menentu melainkan dinilai sebagai suatu tulisan yang pada saat sekarang sudah menjadi topik penting dikalangan antropolog. tulisan dalam blog ini juga sebagai wadah persiapan diri bagi pribadi agar pantang menyerah dalam mengkaji sesuatu hal, dan yang paling penting adalah berbagai tulisan pribadi yang memuat segala hal tentang antropologi visual adalah sebagai refleksi diri atas perkembangan zaman dan teknologi yang harus disikapi secara bijaksana serta bagi kerabat lainnya yang mengambil mata kuliah antropologi visual agar lebih tertantang untuk membuktikan "keampuhan" antropologi visual pada lapangan penelitian. Kalo Apanya Apa ... apa ? Avena Matondang Antropologi secara harfiah dap
KAMIS 16 AGUSTUS 2007 Avena Matondang Abstraksi Mahasiswa sebagai tulang punggung dan pewaris generasi akademis harusnya memiliki OTAK untuk BERFIKIR bukannya menggunakan DENGKUL untuk berfikir. Pameo seperti yang telah disebutkan sebelumnya tentu cocok untuk menggambarkan situasi terkini yang terjadi pada kampus FISIP-USU. Mahasiswa Sebagai Generasi Akademis Setiap tahun ajaran baru bagi mahasiswa FISIP-USU mungkin adalah “neraka” bagi sebahagian mahasiswa yang beranggapan bahwa proses PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) tidak lebih daripada suatu ritual yang menghabiskan tenaga dan uang secara percuma, namun bagi sebahagian yang menganggap acara PMB adalah “surga”, bagi mereka inilah saatnya untuk unjuk gigi, tebar pesona kepada mahasiswa baru. Acara tebar pesona yang mereka tampilkan hanyalah sekedar sandiwara untuk mengatakan “Dek, lihatlah abang kau ini, karena aku sudah besar maka pantaslah kau kupijak”, kalimat tersebut mungkin mengandung sarkastik namun itulah kenyataan yang ha

Mandailing = Batak ?

MANDAILING - BATAK Analisis Mandailing Adalah Bagian Batak (Suku-Bangsa) Secara Luas Dalam Wacana Antropologi AVENA MATONDANG [1] Wilayah dalam pandangan antropologi dilihat sebagai suatu kesatuan wilayah yang didiami oleh sebentuk komunitas atau suku, sehingga dalam suatu wilayah bisa terdapat hanya satu komunitas atau suku maupun satu wilayah yang didiami oleh beberapa komunitas atau suku, konsep wilayah dalam pandangan antropologi pertama sekali diungkapkan oleh antropolog Amerika , M.J. Herskovits [2] kemudian konsep wilayah kebudayaan dikenal dengan istilah culture area, antropolog G.P. Murdock menyusun suatu sistem terhadap daerah-daerah kebudayaan di Afrika serta mengklasifikasikan daerah-daerah kebudayaan tersebut melalui unsur perbedaan bahasa dan perbedaan sisten kekerabatan. Melalui konsep culture area yang hendak didapatkan adalah untuk menarik satu garis merah yang menjadi persamaan bagi penduduk suku-suku bangsa yang mendiami wilayah tersebut. Tulisan ini ditujukan untuk

KINESIKA (Suatu Jawaban Atas Analisis Tubuh Sosial)

KINESIKA Avena Mtd Prakata Studi tentang tubuh yang memiliki suatu nilai sosial banyak disalahtafsirkan oleh beberapa kalangan akademis dan awam, studi tubuh sosial berawal dari anggapan yang muncul terhadap tubuh (fisik dan non-fisik) memiliki nilai sosial dalam lingkungan, tubuh bukan lagi sebagai raga manusia akan tetapi tubuh memiliki makna lain sebagai suatu bentuk nilai sosial dalam lingkungan sekitarnya, anggapan ini memiliki aspek ambiguitas yang bisa menimbulkan bias dikemudian hari dan hal inilah yang akan dipaparkan dalam penjelasan berikutnya. Tubuh sebagai raga dan sebagai nilai sosial Manusia diciptakan oleh Tuhan terdiri dari dua bahagian penting, yaitu : bagian ragawi (fisik) dan bagian jiwa (soul). Pada proses kehidupan kedua bahagian penting berjalan dan bekerja sama untuk “menghidupkan” manusia secara kasat mata, hal ini dikarenakan ada manusia hidup hanya dengan mengandalkan salah satu bagian penting dari bentuk manusia secara utuh. Manusia yang hidup

Relevansi Visual Antropologi Dalam Perkembangan Ilmu Antropologi

RELEVANSI VISUAL ANTROPOLOGI DALAM PERKEMBANGAN ILMU ANTROPOLOGI Avena Matondang [1] Pendahuluan Hubungan antara visual dan antropologi merupakan hubungan yang saling menguntungkan bagi kedua aspek tersebut, dalam perjalanan proses perkembangan ilmu antropologi sendiri visual cukup memegang peranan yang penting. Pada awalnya perkembangan ilmu antropologi disertai dengan penulisan etnografi secara nyata dalam hal ini karya etnografi tersebut berbentuk tulisan dan dijilid sebagai sebuah buku namun perkembangan zaman yang telah pesat menyebabkan masuknya unsur visual dalam antropologi, secara langsung maupun tidak langsung hal ini telah menambah nilai antropologi itu sendiri. Visual Antropologi Visual antropologi atau biasa disebut dengan antropologi visual merupakan suatu wujud baru dari antropologi yang telah mengalami proses perkembangan arus teknologi. Dalam perkembangannya visual antropologi dianggap tidak mengakomodasikan ilmu antropologi dalam penerapannya, secara nyat

Krisis Metode Penelitian Antropologi (Observasi Partisipasi Dan Kedudukan Peneliti Dalam Suatu Penelitian Antropologi)

Kritik Metode Penelitian Antropologi [1] (Observasi Partisipasi Dan Kedudukan Peneliti Dalam Suatu Penelitian Antropologi ) Avena Matondang [2] Pendahuluan Tulisan ini merupakan kritikan singkat terhadap calon antropolog dan beberapa antropolog dalam melaksanakan tugas penelitian mereka. Kritikan-kritikan yang dimaksudkan meliputi metode observasi partisipasi yang lazim digunakan dalam penelitian antropologi serta menggali lebih dalam kedudukan peneliti dalam penelitian antropologi. Tulisan mengandung kritikan ini hanyalah sebentuk masukan yang diharapkan dapat membangun konstruksi antropologi untuk menuju kearah yang lebih baik serta memperbaiki apa yang menjadi kekurangan dalam aplikasi penelitian antropologi. Metode secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu cara untuk melakukan sesuatu kegiatan, melalui pengertian secara harfiah tersebut dapat diambil suatu penerjemahan singkat terhadap arti dari metode itu sendiri. Metode dapat dipergunakan dalam segala aspek kegiatan manusia b